Kamis, 19 Januari 2012

10 Manfaat Quantum Awareness Healing

Quantum Awareness Healing adalah metoda penyembuhan dengan menggunakan kesadaran diri yang lebih tinggi untuk menbawa otak masuk ke gelombang Theta. Dengan menggunakan perluasan kesadaran diri yang diberikan pada diri anda sendiri atau orang lain, anda bisa mempercepat respons penyembuhan dari tubuh.

Di masa lalu, kemampuan mengakses gelombang theta hanya bisa di rasakan bagi mereka yang berpengalaman dalam olah jiwa, atau yang  cukup beruntung untuk memiliki kemampuan alami untuk memasuki keadaan bawah sadar dengan mudah. Alhamdulillah sekarang Quantum Awareness Healing  bisa dilakukan oleh orang awam sekalipun, dari bayi dalam kandungan hingga usia lanjut. Dan dilakukan tanpa bantuan alat apapun. Dan efeknya akan terasa secara langsung dan sangat luar biasa. 

Gelombang theta berada pada rentang frekuensi antara 4 sampai 8 Hz, dan biasanya diproduksi selama tidur dengan mimpi serta pada kondisi deep trance dan dzikir kusuk. Riset terbaru yang dilakukan oleh Dr.Vincent Giampapa MD seorang toko penelitian anti penuaan mengungkapkan bahwa gelombang theta secara dramatis akan mempengaruhi produksi tiga hormon penting yaitu Kortisol, DHEA dan Melatonin. Hormon tersebut terkait dengan peningkatan usia, stres dan peningkatan kesejahteraan.

Quantum Awareneess Healing membawa Anda  memasuki gelombang otak theta (yaitu di mana gelombang theta menjadi dominan pada otak)  Selain manffat utama untuk penyembuhan juga terdapat sejumlah manfaat yang berhubungan dengan gelombang theta otak.

1. Kemampuan penyembuhan diri yang lebih baik

Quantum Awareness Healing dapat membantu tubuh Anda untuk tetap sehat. Tubuh Anda mempunyai kekuatan penyembuhan diri ketika Anda bebas dari stres dan sangat santai, dan kondisi theta sangat terkait dengan pelepasan stres dan relaksasi yang sangat mendalam.

2. Peningkatan kemampuan belajar

Keadaan theta dikaitkan dengan kemampuan untuk belajar lebih mudah dan untuk menyimpan informasi lebih efektif. Untuk alasan ini, Quantum Awareness Healing akan bermanfaat bagi siswa/pelajar dan orang lain yang perlu untuk memproses sejumlah besar informasi.

3. Peningkatan kreativitas

Gelombang otak theta juga diproduksi dalam jumlah besar selama periode pemikiran kreatif yang intens. Hal ini berlaku bagi mereka yang meekuni karya kreatif tradisional, seperti musisi dan seniman, serta siapa saja yang terlibat dalam berpikir kreatif. Jadi jika Anda ingin belajar untuk berpikir lebih kreatif, Quantum Awareness Healing dapat membantu.

4. Menghilangkan stress

Quantum Awareness Healing juga dihubungkan dengan penurunan stres secara fisik dan mental.  Gelombang Theta melepaskan hormon endorfin yang mencairkan dan menghilangkan stres. Stres yang berlebihan.dapat menyebabkan banyak penyakit, jadi jelas bermanfaat untuk dapat melepaskannya sebelum menjadi masalah.



5. Pengembangan kekuatan psikis



Berbagai kemampuan psikis juga terkait dengan produksi gelombang theta, termasuk telepati, indra keenam,dan lain-lain. Jadi jika Anda ingin memulai untuk memasuki potensi sesungguhnya dari pikiran Anda, belajar untuk memasuki keadaan theta adalah hal terbaik untuk memulai.


6. Lebih banyak energi

Banyak dari mereka yang berlatih  Quantum Awareness Healing  secara teratur melaporkan peningkatan energi. Contoh cara mudah memasuki ke keadaan theta selama beberapa menit atau lebih adalah tidur siang. Tidur siang sangat membantu dalam hal memulihkan energi pada tubuh dan pikiran Anda.

7. Kemampuan untuk memiliki mimpi lebih nyata dan terkendali

Bayangkan bisa mengendalikan mimpi, Anda tidak hanya dapat menghentikan mimpi buruk di jalurnya, tapi Anda bisa mengalami skenario yang Anda inginkan! Nah,  Quantum Awareness Healing  dapat membantu Anda melakukan hal itu, seperti bermimpi lebih nyata dan terkendali juga terkait dengan produksi gelombang otak theta. Berlatih  Quantum Awareness Healing  secara konsisten dapat membuat lebih mudah untuk menjadikan mimpi lebih nyata dan terkendali.


8. Memori yang lebih baik

Tampaknya gelombang otak theta dikaitkan dengan kemampuan untuk mengambil kenangan juga. Hal ini terutama berlaku untuk memori jangka panjang,  Quantum Awareness Healing  memudahkan akses yang lebih besar ke pikiran bawah sadar, yang memainkan peran penting dalam penyimpanan memori.



9. Komunikasi bawah sadar

Quantum Awareness Healing juga dikaitkan dengan kemampuan akses ke pikiran bawah sadar. Ini berarti bahwa kondissi theta menjadikan Anda lebih mudah untuk memprogram ulang keyakinan bawah sadar dan melepaskan pembatasan yang mungkin menahan Anda, serta mengadopsi keyakinan baru yang lebih meningkatkan kwalitas hidup.


10. Kemampuan untuk memiliki pengalaman keluar dari tubuh (Out of ody Travel/Raga Sukma)


Perjalanan raga keluar tubuh dan kemampuan paranormal sangat berhubungan dengan produksi gelombang otak theta. Belajar untuk memiliki pengalaman raga keluar dari tubuh adalah usaha yang sangat bernilai, karena memberikan Anda kesempatan untuk menjelajahi luar realitas duniawi, dan merasakan pengalaman baru dari pemberdayaan diri. Mampu memasuki keadaan theta dengan mudah adalah bagian penting dari belajar untuk mampu meninggalkan tubuh Anda (raga sukma).

Jadi seperti yang Anda lihat, ada banyak manfaat  Quantum Awareness Healing  dan daftar ini hanyalah sebagian.

diolah dari berbagai sumber.

Brainwaves (Gelombang Otak)

Kalau kita pergi ke rumah sakit, laboratium, atau ke pusat-pusat penelititan fungsi otak manusia, maka kita bisa menemui EEG atau electroencephalogram dan Brain Mapping. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas otak manusia. Perbedaannya adalah Brain Mapping hanya memeriksa secara fisik. Untuk mengetahui adanya gangguan, kerusakan atau kecacatan otak, misalkan tumor otak, pecahnya pembulu darah otak, benturan pada kepala dan seterusnya. Sedangkan EEG memeriksa getaran, frekwensi, sinyal atau Gelombang Otak (Brainwave) yang kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kondisi kesadaran.

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (hertz). Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance, panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya para ahli syaraf (otak) sependapat bawah Gelombang Otak (Brainwave) berkaitan dengan kondisi pikiran. Saya akan jelaskan satu per satu tentang jenis-jenis frekwensi Gelombang Otak (Brainwave) dan pengaruhnya terhadap kondisi otak manusia.

GAMMA (16 hz - 100 hz)
Gelombang Gamma
Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah dalam amplitudo dan gelombang paling cepat. Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan. Kondisi Gamma adalah kondisi dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.

BETA (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz)
Gelombang Beta
Merupakan Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Frekwensi beta adalah keadaan pikiran Anda sekaran ini, ketika Anda duduk di depan komputer membaca artikel ini. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz). Gelombang Beta di perlukan otak ketika Anda berpikir, rasional, pemecahan masalah, dan keadaan pikiran di mana Anda telah menghabiskan sebagian besar hidup Anda.

Sensori Motor Rhytm (12 hz - 16 hz)
Gelombang Sensori Motor Rhytm
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neurofeedback .

ALPHA ( 8 hz - 12 hz )
Gelombang Alpha
Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan gelombang Alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena Alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8 -12 hz , merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang Alpha pada saat Anda bermimpi. Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar.

THETA ( 4 hz - 8 hz )
Gelombang Theta
Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.

Dengan latihan, kita dapat memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar, yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun, biasanya begitu Anda telah mencapai theta, Anda menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha adalah keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Jika Anda ingin bereksperimen dengan meditasi melalui Gelombang Otak (Brainwave) theta, duduklah tegak untuk tetap sadar dan mencegah dari tertidur.

Kemudian, bayi dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam sehari. Itulah mengapa otak anak-anak selalu dalam fase gelombang alpha dan theta. Perlu diingat, gelombang alpha dan theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan dari orang lain apa adanya. Gelombang Otak (Brainwave) ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa. Ketika mereka bermain mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan permainan menjadi sangat seru.

Pernahkah Anda mendengar berita kecelakaan yang menewaskan banyak korban, tapi keajaiban terjadi di situ? Di beritakan seorang anak bayi selamat dari kecelakaan maut tersebut. Gelombang Otak (Brainwave) theta juga dikenal sebagai "gelombang ajaib", karena berkaitan dengan kekuatan psikis. Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan pesawat udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut yang menewaskan banyak orang. Namun ada keanehan, beberapa anak balita bisa selamat. Kemungkinan ini dikarenakan anak-anak hampir setiap saat dalam kondisi gelombang theta. Perasaan dekat dengan Tuhan pun akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta. Anda mungkin pernah mengalaminya saat Anda berdoa, meditasi, melakukan ritual-ritual agama. Dengan dasar inilah "GOD SPOT" ditemukan.

DELTA (0.5 hz - 4 hz)
Gelombang Delta
Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 hz. Otak Anda menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase Delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur lelap. Gelombang Delta adalah gelombang yang paling rendah pada otak Anda, otak tidak akan pernah mencapai frekwensi 0 hz, karena jika otak Anda dalam kasus ini Anda akan mati!

SCHUMANN RESONANCE (7.83 hz)
Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang theta. Seseorang yang otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan frekwensi ini memiliki kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya berkemampuan ESP atau Extra Sensory Perception, juga bisa memasuki gelombang ini dengan mudah dan konstan.

Penemuan baru dibidang frekwensi dan Gelombang Otak (Brainwave) manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson dari Neuroacoustic Research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah Delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti pada gelombang theta diatas.

sumber: gelombangotak.com

Selasa, 03 Januari 2012

Ibnu Qayyim: Sehatkah Jiwa Anda??

Tulisan ini merupakan review dari buku ”Kesehatan Jiwa, Kajian Korelatif pemikiran Ibnu Qoyyim dan Psikologi Modern” karangan Abdul Aziz Abdullah Al Ahmad yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Azzam.

Buku ini memang memaparkan kajian korelasi antara Psikolog Islam (Pemikir Besar Islam di bidang Kejiwaan) Ibnu Qoyyim dan Para Psikolog Modern/Barat dan Timur. Parameter kesehatan dan kesakitan jiwa yang dipaparkan oleh psikolog Modern tidak pernah jelas. Semua masih dalam perdebatan. Jika ada hal yang pasti, maka itu sangat sedikit dan memerlukan pengecualian. Berbeda dengan ibnu Qoyyim yang memiliki parameter jelas mengenai kesehatan jiwa ini. Hal ini karena Ibnu Qoyyim memasukkan salah satu sisi krusial yang ditinggalkan para psikolog modern dalam setiap teori dan praktiknya, yaitu Aspek RUHANI.
Ada 11 tolok ukur bahwa seseorang itu dikatakan sehat atau tidak kejiwaannya: 

1. Ubudiyyah
Ibnu Qoyyim menjadikan Ubudiyyah sebagai ciri utama kebahagiaan dan prestise serta proteksi diri dari serangan musuh. Tujuan diciptakannya Makhluk adalah beribadah kepada Allah, yang merupakan ciri kesempurnaan cinta, kepatuhan, dan ketundukkan hamba-hamba-Nya kepada Allah. Konsekuensi ibadah adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya serta mendapat balasan [pahala] dan siksaan ata perbuatan dunia.

Setiap anggota tubuh memiliki tanggung jawabnya terhadap Allah. Ibnu Qoyyim juga mengatakan, ”Konteks ’iyyaka na’budu’ dibangun di atas empat prinsip: mewujudkan cinta dan ridha kepada Allah dan Rasul-Nya dengan lisan, hati, perbuatan hati dan anggota tubuh.”

Ubudiyyah adalah mutiara kemanusiaan. Semakin meningkat ubudiyyah seorang manusia, maka tingkat kemanusiaannya pun naik.

2. Adil dan Seimbang
Ibnu Qoyyim berkata, ”Segala sesuatu yang ada dapat tegak dengan sifat adil. Orang yang menjadikannya sebagai pedoman hidup berarti telah memperoleh seluruh kebaikan.”. Beliau juga mengatakan bahwa ciri manusia terbaik adalah adil, tidak berlebih-lebihan, dan tidak mengikuti orang yang melampaui batas. Adil merupakan sikap seimbang antara dua kutub ekstrim (zhalim dan berlebih2an). Segala cobaan dan musibah yang menyerang dari sudut merupakan proteksi baginya. Seimbang dalam segala urusan merupakan sikap terbaik.

Contohnya adalah tentang makan dan tidur.

Allah Berfirman dalam Qs. Al-Araaf :13, ”Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.”
Disini kata Ibnu Qoyyim, manusia diarahkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kadar dan kualitas yang proporsional, sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh, Jika tidak dipatuhi, maka hal itu dianggap berlebih2an dan dapat menimbulkan penyakit.

Mengenai tidur, beliau mengatakan, ”Tidur yang tidak secara proporsional (berlebihan atau kurang) dapat menimbulkan efek negatif lainnya, misalnya mudah emosi, kurang bernafsu, penyimpangan temperamen, kehilangan energi untuk berkonsentrasi dan bekerja, serta timbulnya berbagai penyakit bagi rohani dan jasmani.”

Berkaitan dengan itu, Muhammad Ustman menambahkan, ”Penerapan prinsip adil dan seimbang antara jasmani dan rohani pada tabiat manusia merupakan syarat mutlak pembentukkan kepribadian yang baik, yang menikmati kondisi jiwa yang sehat.”

3. Berkah
Berkah adalah memperoleh hasil dalam jangka waktu yang sangat cepat (dengan sedikit tenaga) serta memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, atau mempergunakan kesempatan serta memfungsikan kemampuan dan keterampilan untuk mendapat ridha Allah. Singkatnya, berkah adalah proses menjadi baik bagi dirinya dan berguna bagi orang disekitarnya dengan menggunakan waktunya secara efisien.

Ibnu Qoyyim mengaitkan berkah dengan ketaatan, bahwa perbuatan maksiat dapat melenyapkan keistimewaan tersebut, ”Perbuatan maksiat dapat melenyapkan berkah umur, rezeki, ilmu, dan ketaatan. Singkatnya, perbuatan maksiat dapat melenyapkan berkah agama dan dunia. Oleh karena itu, tidak ada orang yang paling minim berkah umur, agama, dan dunianya daripada orang yang melakukan maksiat. Kelapangan rezeki, banyaknya amal kebaikan, dan umur yang panjang, tidak dapat diukur dengan hitungan bulan, tahun, namun diukur dengan berkah. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, umur merupakan masa hidup yang dijalani seseorang. Tetapi masa hidup itu tidak akan berarti jika ia berpaling dari Allah dan sibuk dengan yang lain. Kehidupan yang hakiki diukur dari sucinya hati dan jiwa. Jiwa hanya dapat hidup dengan mengenal, mencintai, beribadah, bertobat, merasa tenag dan dzikir, dan merasa nyaman ketika berada dekat dengan penciptanya. Orang yang kehilangan pola hidup seperti itu akan kehilangan seluruh kebaikan.”

4. Dzikir
Ibnu Qoyyim menyatakan, ”Dzikir memiliki seratus lebih manfaat, diantaranya : menghilangkan kekalutan dan kesedihan hati, mendatangkan perasaan bahagia dan senang, melapangkan dada, serta menghadirkan cinta (yang merupakan roh Islam, inti ajaran agama, dan seumber kebahagiaan serta keselamatan).”

Sayyid abdul Hamid menambahkan bahwa, ”Ketenangan jiwa yang diperoleh seorang mukmin dari dzikir merupakan kenyataan yang diketahui oleh jiwa orang-orang yang dirasuki cahaya keimanan. Jiwanya terasa tenang dan damai serta merasa tidak hidup sendirian di dunia.”

Dengan berdzikir, rasa aman akan datang dan rasa takut akan sirna, seolah olah rasa takut yang dialaminya nampak seperti sebuah ketenangan. Orang yang tidak pernah berdzikir akan selalu diselimuti rasa takut. Dengan ketenangannya, ia melihat semua rasa aman yang dinikmatinya adalah ketakutan.

5. Jujur
Berbicara tentang Jujur, Ibnu Qoyyim menyatakan, ”Tidak ada sifat yang paling berharga bagi seseorang dari kejujurannya kepada Tuhan dalam semua hal, disamping kejujurannya dalam niat dan perbuatan, karena kebahagiaan tergantung pada niat dan perbuatan. Niat yang benar terletak pada ketegasan dalam berniat. Jika niat telah benar, maka hanya tinggal memperbaiki perilaku, yaitu jujur dalam tindakan. Kebulatan tekad dapat menghindarkan diri dari keinginan dan obsesi yang melemah, sementara tindakan yang jujur (benar) dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan semangat yang melemah.”

Lanjut menurut beliau, orang sepatutnya jujur dalam ucapan, perbuatan dan keadaannya. Berlaku jujur dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh dan jiwa, sedang berbohong justru akan memperlambat dan melemahkan sistem imunitas tsb. Oleh karena itu, dokter, psikiater, dan konsultan pendidikan menyerukan untuk berlaku jujur dalam ucapan dan perbuatan. Mereka mengklasifikasikan sikap jujur sebagai ciri jiwa yang sehat, sedangkan sikap bohong sebagai salah satu faktor yang dapat melemahkan kesehatan jiwa dan fisik.

6. Ketenangan dan Kebahagiaan Jiwa
Ibnu Qoyyim mengklasifikasikan ketenangan ke dalam beberapa jenis, yaitu tauhid, akhirat, tobat dan taat. Beliau mengatakan bahwa, esensi ketenangan yang dapat mendamaikan jiwa adalah : mengenal Nama dan Sifat Allah, sifat sempurna hingga ciri yang diwartakan-Nya sendiri dan yang disampaikan oleh para rasul. Kemudian diterima dengan lapang dada, patuh dan suka cita. Inilah jenis ketenangan yang telah menjadi prinsip dasar iman. Kemudian ditambah dengan ketenangan yang diperoleh ketika mendengar berita tentang peristiwa yang akan terjadi pasca kematian serta keadaan yang akan terjadi pada hari kiamat dan seolah-olah ia melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Ketenangan ihsan adalah ketenangan yang didapatkan dari perintah Allah sebagai manifestasi kepatuhan, keikhlasan dan ketulusan; tidak melaksanakan perintah_nya karena memiliki tujuan tertentu, hawanafsu, dan taklid. Ciri-cirinya adalah, jiwa gelisah (karena kemaksiatan yang dilakukannya) dan tidak merasa tenang (karena tidak mau bertobat). Hal itu mudah bagi jiwa jika mengetahui bahwa kenikmatan dan kebahgiaan dapat dirasakan ketika bertobat.”

7. Ridha
Menurut Ibnu Qoyyim, ridha artinya sikap jiwa yang menerima dan tidak membenci. Ridha mencakup ridha dengan Ketuhanan dan Keesaan Allah, ridha terhadap Rasulullah dan patuh kepadanya, serta ridha dengan Islam dan berserah diri secara bulat kepada Islam. Jalan menuju keridhaan sangat pendek dan singkat, namun penuh pendakian dan halang rintang. Jalan itu menuntun individu mencapai tujuan mulia dan membuat jiwa menjadi bersih, sehingga terciptalah rasa bahagia (ridha) terhadap Tuhannya.”

”Ridha dengan takdir yang telah ditentukan merupakan faktor kebahagiaan hidup, sedangkan sikap membenci takdir yang telah ditentukan merupakan faktor kesengsaraan hidup.”

Kamal Musri menambahkan bahwa setiap individu seharusnya membuat dirinya merasa ridha terhadap semua keadaan, agar dirinya terhindar dari perasaan benci, kesal, dengki, jemu, bosan, lemah dan pesimis. Ridha merupakan proses psikologi yang sadar dan sumber kebahagiaan serta ciri jiwa yang sehat. Individu-individu yang ridha dengan hidupnya akan mempunyai jiwa yang tulus, lebih ceria, lebih energik, dan jarang menderita penyakit fisik.”

Ridha tidak dimanifestasikan dengan sikap santai dan pasif, tetapi direalisasikan dengan komitmen yang tinggi dari individu yang menginginkan keridhaan dan jiwa yang bersih, seperti satu kesatuan yang tidak dapat dipisah.

Ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa ridha bukanlah respon balik dasri sebuah peristiwa atau kondisi (maksudnya ridha itu terjadi setelah aksi, yaitu ridha terhadap hidup), tetapi ridha memang ada sebelum dan sesudah aksi. Ridha sebelum aksi yaitu menentukan arah dan tujuan, yang dapat dilakukan dengan iman dan ridha terhadap Islam. Ridha setelah aksi adalah ketika beraktivitas (gagal, berbuat kekeliruan, atau tertimpa musibah), yang pada saat itu respon balik yang muncul adalah sikap menerima dan tidak membenci, sambil memikirkan rencana yang lebih sempurna sengan etos kerja yang lebih tinggi.

8. Etiket
Etiket adalah ekspresi sikap pembawaan diri dalam bentuk kemampuan dan energi ke dalam bentuk aksi. Tingginya etiket merupakan indikator kebahgiaan dan kesuksesan seseorang, sementara minimnya etiket merupakan indikator ketidakbahagiaan dan kegagalan seseorang. Ibnu Qoyyim membagi etiket menjadi 3 : Kepada Allah, Rasulullah dan sesama manusia.

Etiket kepada Allah artinya melaksanakan ajaran agama dan memegan teguh syariat agama baik secara ekspilisit maupun implisit. Etiket terhadap rasul ialah bersikap menerima sepenuh hati kerasulannya, patuh terhadap ajaran dan terbuka hatinya untuk menerima hadits atau kabar yang datang darinya. Sedang etiket kepada sesama makhluk, artinya memperlakukan orang lain secara proporsional, sesuai perbedaan tingkat sosial mereka, karena setiap tingkatan sosial memiliki etiket sendiri.

9. Saling Membantu dan Melengkapi
Sikap saling membantu antar sesama muslim merupakan kebutuhan dasar dalam mengisi kekurangan diri sendiri dan orang lain, sehingga terwujudlah kebahagiaan dan kesehatan psikologi serta sosial yang selama ini diidam-idamkan oleh setiap masyarakat.

Ibnu Qoyyim menambahkan, persamaan bagi kaum beriman ada beberapa bentuk : persamaan dalam materi, persamaan dalam kedudukan, persamaan dalam fisik dan pelayanan, persamaan dalam saran dan bimbingan, persamaan dalam doa dan ampunan, serta persamaan dalam penderitaan. Persamaan ini dipengaruhi oleh kadar keimanan. Ketika iman semakin melemah, maka persamaan itu turut melemah, jika makin menguat, maka persamaan itu pun turut menguat.

Berguna atau tidaknya individu bagi dirinya sendiri dan orang lain, sangat berkaitan dengan kondisi fluktuatifnya iman.

10. Optimisme
Optimis adalah sikap mental yang memberikan motivasi serta energi kepada jiwa. Kata Ibnu Qoyyim, ”Sikap optimis dapat menimbulkan antusiasme, kegembiraan, kekuatan, harapan, keberanian, pengendalian emosi, motivasi (untuk memohon pertolongan dan tawakal kepada Allah), dan kebahgiaan jiwa (yang menguatkan cita-cita)

Pakar psikologi menyatkan optimisme tertinggi adalah harapan sembuh ketika sakit, harapan berhasil ketika gagal, harapan menang ketika kalah, dan harapan dapat keluar dari bencana atau musibah. Sikap optimis dalam kondisi seperti itu merupakan proses psikologi yang sadar, yang menimbulkan perasaan ridha dan mampu memikul, harapan, percaya diri, serta kekuatan.

Sedang sikap pesimis identik dengan keputusasaan, ketidakmampuan, kemandulan, dan sikap negatif lainnya, dikategorikan sebagai ciri jiwa yang mengalami gejala gangguan jiwa.

Dalam Islam, sikap optimis sangat berkaitan dengan sikap percaya kepada Allah dan ridha dengan takdir.

11. Terobsesi pada Akhirat

Ibnu Qoyyim menyatakan, ”orang yang paling cerdas adalah orang yang lebih mengutamakan kenikmatan dan kebahagiaan akhirat yang abadi daripada dunia yang fana. Sedangkan orang yang paling bodoh adalah orang yang menjual kebahagiaan kehidupan akhirat yang abadi dengan kesenangan duniawi yang fana”

Sikap tidak terobsesi pada dunia timbul karena kesadaran akan dekatnya ajal dan singkatnya hidup di dunia. Sikap ini lebih mempunyai nilai positif bagi kesehatan jiwa, karena sikap tersebut dapat memotivasi individu untuk menghadapi hidup, menggunakan kesempatan –yang berlalu secepat awan- dengan sebaik-baiknya, cepat menutup lembaran catatan amal, mencari seseuatu yang hilang, serta menimbulkan sikap zuhud terhadap dunia dan termotivasi untuk mendapatkan akhirat.”

sumber: deraisa.multiply.com

10 Nasihat Ibnul Qayyim :Bersabar Diri Agar Tak Terjerumus Maksiat

Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Amma ba’du.

Berikut ini Sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:

Pertama, hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.

Kedua, merasa malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya… Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah…

Ketiga, senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu……

Apabila engkau berlimpah nikmat, maka jagalah,
 karena maksiat, akan membuat nikmat hilang dan lenyap

Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.

Keempat, merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya

Kelima, mencintai Allah… karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya… Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.

Keenam, menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya… Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat…

Ketujuh, memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri… karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati…

Kedelapan, memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.

Kesembilan, hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian. Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. Dan di antara sebab terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah… waktu senggang dan lapang yang dia miliki… karena jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk diam tanpa kegiatan… sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya baginya.

Kesepuluh, sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas… yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati… Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya. Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah… Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka sungguh dia telah keliru.

***

(Diterjemahkan dari artikel berjudul ‘Asyru Nashaa’ih libnil Qayyim li Shabri ‘anil Ma’shiyah,  
oleh Abu Mushlih Ari Wahyudi)

sumber: islamhouse.com, muslimah.or.id