Kamis, 08 November 2012

Penantian Air Bersih Itu Kini di Depan Mata

Penantian Air Bersih Itu Kini di Depan Mata

Selasa, 06/11/2012

Suasana riuh menghiasi kampung di Dukuh Sunggingan dan Pilangsari, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Sragen, Senin (5/11) pagi. Di sepanjang jalan hingga ke gang-gang masuk kampung, puluhan warga tua muda bahu membahu bekerja bakti menggali tanah di tepi jalan dengan penuh semangat.

Di antara kerumunan warga, tampak beberapa pria dengan seragam bertuliskan Palang Merah Indonesia (PMI) serta beberapa pengusaha kondang Solo yang tergabung dalam komunitas Rotary Club. Bersama warga, mereka pun tanpa canggung menggali tanah yang menurut rencana akan dipasangi pipa untuk jaringan saluran air bersih.

Kedatangan petinggi Rotary Club dan PMI pagi itu memang seolah mengirim pesan gembira yang puluhan tahun dinanti oleh warga. Kondisi wilayah Sunggingan yang berbukit-bukit dengan tipikal tanah keras dan sulit air, menjadi kendala warga untuk bisa mendapat air bersih acap kali musim kemarau tiba.

“Hampir setiap musim kemarau kami selalu kesulitan air bersih. Semua sumur di rumah dan sumber air yang ada mengering. Kadang pas waktu kemarau itu, saking sulitnya cari air kami pilih tidak mandi,” ujar Sholeh (40), warga Sunggingan RT 6.

Bahkan saking senangnya, ia dan warga lain mengaku siap menanggalkan seluruh aktivitas pekerjaan mereka demi selesainya pembuatan jaringan pipa. “Ibaratnya disuruh apapun kami mau yang penting ada sumber air yang bisa diambil sewaktu-waktu. Sudah puluhan tahun kami merindukan ada jaringan air bersih. Apalagi ini gratis,” timpal Sunar (38), warga lainnya.

Ketua PMI Solo Sumartono Hadinoto mengatakan pihaknya bekerja sama dengan komunitas Rotary Club memang merintis bantuan satu unit sumur di Pilangsari, Sunggingan berikut tandon dan pipanisasi untuk ratusan warga di wilayah itu. Selain wujud kepedulian, bantuan sumur serta pipanisasi itu sekaligus untuk menghapus pola bantuan yang selama ini diwujudkan dalam bentuk kiriman air bersih.

“Jadi kita buatkan satu sumur, kemudian beberapa tandon berkapasitas 5.000 liter yang nanti dialirkan melalui pipa ke rumah warga. Sehingga tidak perlu droping air bersih lagi. Singkatnya sekali membantu tapi bisa bermanfaat untuk selamanya,” timpal Presiden Rotary Club, Priyo Hadi Susanto, saat mencoba debit pertama sumur yang dibuat.

Wardoyo(sumber: Harian Joglosemar)