Jumat, 03 Januari 2014

BAMBU: Si Emas Hijau

“EMAS HIJAU” ITU BERNAMA BAMBU

Saat ini Kementerian Kehutanan terus berusaha menggalakkan dan mengembangkan lima jenis prioritas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), salah satunya adalah bambu. Selain karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan serta terbatasnya jumlah hasil kayu saat ini, bambu merupakan alternatif pengganti kayu yang paling ideal saat ini sebagai bahan bangunan maupun mebel.

Mengenal Tanaman Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, (Wikipedia). Beberapa keunggulan bambu :
  1. Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
  2. Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi.
  3. Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tidak mudah patah, dinding keras dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan vegetatifnya merupakan tercepat dan tidak ada tanaman lain yang sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm – 120 cm per 24 jam, tergantung dari jenisnya. Sebuah keajaiban pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lain.
  4. Budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi.
  5. Memiliki ketahanan yang luar biasa, Sebagai contoh : rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih bertahan hidup.

Jenis-Jenis Bambu
Di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis tinggi seperti : bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kuning, bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian, jepang, bambu gendang, bambu tali dan bambu pagar (Berlian dan Rahayu, 1995).

Manfaat dan Kegunaan Tanaman Bambu
Bambu merupakan tanaman rakyat terpenting dan banyak kegunaannya untuk kehidupan sehari-hari, baik sebatas kebutuhan rumah tangga maupun sebagai sumber perdagangan. Hampir tiap petani di pedesaan memiliki tanaman bambu di kebunnya masing-masing. Tanaman bambu ini secara umum sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan karena pertumbuhan rumpun bambu yang sangat cepat dan toleransinya terhadap lingkungan sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki sumber tangkapan air sangat efektif
  1. Akar:
    Akar bambu, selain sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran, juga dapat berperan dalam menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri dengan cara menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu, akar bambu juga mampu melakukan penampungan mata air sehingga bermanfaat sebagai sumber penyediaan air sumur.
  2. Batang:
    Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Namun demikian, tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan. Batang bambu yang masih bulat dapat dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah seperti dinding, atap, lantai, pintu jendela, dan tiang; juga sebagai komponen konstruksi jembatan, pipa, saluran air dsb. Batang bambu yang sudah dibelah banyak dimanfaatkan untuk industri kerajinan tangan dalam bentuk anyaman atau ukiran, perabot rumah tangga, dll. Batang bambu bulat dan belah banyak dimanfaatkan oleh industri furniture seperti meja, kursi, lemari rak dan tempat tidur. Bambu dalam bentuk serat dapat dimanfaatkan untuk industri tekstil, pulp dan kertas.
  3. Daun:
    Masyarakat tradisional biasa menggunakan daun bambu sebagai alat pembungkus, misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Di beberapa daerah, daun bambu merupakan obat tradisional untuk mengobati demam/panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan sehingga panas dalam dapat dengan mudah diredakan. Daun bambu muda yang tumbuh di ujung cabang dan berbentuk runcing juga sangat mujarab bagi mereka yang tidak tenang pikiran atau malam hari tidak bisa tidur. Cara penggunaannya adalah daun tersebut direbus dengan air kemudian diminum.
  4. Rebung/ Trubus Bambu/ Tunas Bambu:
    Sedangkan manfaat dari tunas bambu, yang lebih dikenal sebagai rebung atau trubus bambu adalah sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran. Namun, tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan karena rasanya ada yang sangat pahit. Menurut sebagian praktisi kuliner, jenis bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya ialah bambu temen dan bambu betung. Rebung bambu temen rasanya paling manis dan teksturnya pun paling halus. Sedangkan rebung bambu betung selain enak dimakan, bobotnya bisa mencapai 15 kg/buah. Dewasa ini, masakan rebung dari indonesia semakin digemari oleh masyarakat di Jepang, Korea Selatan dan RRC.
    1. Tanaman Obat:
      Saat ini, Bangsa Cina telah memproduksi cairan bambu dalam kemasan botol yang banyak diekspor ke luar negeri. Obat cairan ini disebut Cuk li sui yaitu ramuan cairan bambu yang di gabungkan dengan benalu untuk menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi. Bagi penyakit yang begitu berat, obat tersebut dapat membebaskan saluran pembekuan otak yang terhenti sehingga penderita dapat cepat sembuh.
    2. Tanaman Hias:
      Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Mulai dari jenis bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas, halaman terbatas, dan untuk pot. Bambu hias sekarang ini tengah banyak dicari konsumen. Alasannya penampilan tanaman bambu unik dan menawan. Tak heran jika bambu pun banyak ditanam sebagai elemen taman. Apalagi makin disukainya taman bergaya jepang atau tropis yang memasukkan unsur bambu sebagai salah satu daya tariknya. Jenis bambu yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias antara lain bambu kuning, bambu cendani, bambu sian, bambu macan, bambu jepang, bambu perling, bambu talang, bambu uncue, bambu loleba, dan lain-lain
Aspek Teknis Budidaya dan Syarat Tumbuh Bambu
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai dengan jenis. Memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan lebih, tergantung dari jenisnya. Secara teknis bahan tanaman bambu dapat dikembangkan dengan teknik stek rhizome akar, stek batang, stek cabang serta benih. Masa pembibitan tanaman bambu biasanya memerlukan waktu antara 6-10 bulan. Sedangkan lahan yang paling optimal dan ideal dalam pengembangan tanaman bambu adalah wilayah asal jenis yang bersifat endemik tempat tumbuh, akan tetapi bambu memiliki toleransi cukup tinggi terhadap lahan kecuali pada lahan-lahan yang selalu tergenang. Untuk faktor-faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bambu adalah kondisi iklim dan jenis tanah.

  1. Iklim: Tempat yang disukai tanaman bambu adalah lahan yang terbuka dan terkena sinar matahari langsung dengan suhu berkisar 8,8 – 36 C. Tanaman bambu bisa dijumpai mulai dari ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl. Di Indonesia tanaman bambu dapat tumbuh pada berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan A,B,C,D sampai E (Schmidt-Ferguson) atau dari iklim basah sampai kering. Semakin basah tipe iklimnya, semakin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan bambu termasuk jenis tanaman yang membutuhkan banyak air. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman bambu minimal 1.020 mm/thn sedangkan kelembaban yang dikehendaki minimal 80%.
  2. Tanah: Bambu dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, mulai dari tanah berat sampai ringan, tanah kering sampai becek dan dari subur sampai kurang subur. Juga dari tanah pegunungan yang berbukit sampai tanah yang landai. Perbedaan jenis tanah dapat berpengaruh terhadap kemampuan perebungan bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam dengan pH 3,5 dan kondisi optimalnya tanah yang memiliki pH 5,0 sampai 6,5.
Aspek Ekonomi Bambu
Secara ekonomis, produk-produk yang berasal dari bambu memiliki nilai yang cukup baik. Banyak produk-produk yang dihasilkan mencakup mulai dari sandang (serat untuk pembuatan pakaian, dll), papan (papan lembaran, lantai, meubel, dll), pangan (rebung kalengan, kripik, aneka jenis makanan olahan, dll), estetika & budaya (kertas budaya untuk sembahyang, pernik-pernik artifisial ruangan, dll), kesehatan (arang, vinegar, dll) dan sebagainya. Dengan pengolahan berteknologi tinggi, bambu dapat dijadikan kertas kualitas nomor satu, bahan obat-obatan kesehatan berkualitas, dsb. Masih banyak lagi potensi bambu yang terpendam dan belum tergali, tentunya dibutuhkan suatu inovasi teknologi kedepan guna dapat mewujudkan potensi tersebut.
Untuk kebutuhan bambu dapat dicontohkan sebagai berikut :
  • Kebutuhan arang bambu 72 ton/bulan, namun hanya terpenuhi 2 ton/bulan (ekspor ke Jepang), eksportir dari Solo.
  • Industri dan Kerajinan bambu di desa Cebongan (Sleman, Yogyakarta) hanya terpenuhi 50% bahan baku dari kapasitas yang dimiliki
  • Di Kecamatan Manyar (Banyuwangi) untuk keranjang ikan membutuhkan bambu sampai 1.600 batang per hari.
  • Di Desa Pakraman Angseri (Bali) kebutuhan bambu untuk acara adat perawatan rumah adat dll mencapai 2.275 batang/tahun.
Selain itu, Indonesia juga telah menjadi anggota tetap International Network Bamboo and Rattan (INBAR) yang berpusat di Beeijing. Berdasarkan data yang dikumpulkan Direktorat Bina Perhutanan Sosial di 22 Provinsi terdapat luas tanaman bambu rakyat seluas 180.094,23 ha dengan perkiraan jumlah batang 540.962.125 batang.. Untuk negara yang menjadi tujuan ekspor bambu tercatat sebanyak 19 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Australia dan Amerika. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa prospek pengembangan budidaya bambu memiliki prospek yang cerah mengingat besarnya kebutuhan akan bambu sementara pasokan yang ada masih terbatas

(Firmansyah, S.Hut)(sumber: firmansyahbetawi.wordpress.com) (edited)