“EMAS HIJAU” ITU BERNAMA BAMBU
Saat ini Kementerian Kehutanan terus berusaha menggalakkan dan mengembangkan lima
jenis prioritas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), salah satunya adalah bambu. Selain karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan serta terbatasnya jumlah hasil kayu saat ini, bambu merupakan alternatif pengganti kayu yang paling ideal saat ini sebagai bahan bangunan maupun mebel.
Mengenal Tanaman Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.
Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini
bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat karena memiliki
sistem rhizoma-dependen unik,
(Wikipedia). Beberapa keunggulan bambu :
- Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
- Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah
tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam
lagi.
- Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tidak
mudah patah, dinding keras dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan bambu
dalam menyelesaikan masa pertumbuhan vegetatifnya merupakan tercepat
dan tidak ada tanaman lain yang sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil
penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30
cm – 120 cm per 24 jam, tergantung dari jenisnya. Sebuah keajaiban
pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lain.
- Budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan
tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi.
- Memiliki ketahanan yang luar biasa, Sebagai contoh : rumpun bambu yang telah
dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom
sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih
bertahan hidup.
Jenis-Jenis Bambu
Di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan belum
jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis
tinggi seperti : bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kuning,
bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu
perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian, jepang,
bambu gendang, bambu tali dan bambu pagar (Berlian dan Rahayu, 1995).
Manfaat dan Kegunaan Tanaman Bambu
Bambu merupakan tanaman rakyat terpenting dan banyak kegunaannya untuk kehidupan
sehari-hari, baik sebatas kebutuhan rumah tangga maupun sebagai sumber perdagangan.
Hampir tiap petani di pedesaan memiliki tanaman bambu di kebunnya masing-masing.
Tanaman bambu ini secara umum sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau
gundul akibat penebangan karena pertumbuhan rumpun bambu yang sangat cepat dan
toleransinya terhadap lingkungan sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki
sumber tangkapan air sangat efektif
- Akar:
Akar bambu, selain sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran, juga dapat
berperan dalam menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri dengan cara
menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu,
akar bambu juga mampu melakukan penampungan mata air sehingga bermanfaat sebagai
sumber penyediaan air sumur.
- Batang:
Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan. Namun demikian, tidak semua jenis bambu dapat
dimanfaatkan. Batang bambu yang masih bulat dapat dimanfaatkan untuk komponen
bangunan rumah seperti dinding, atap, lantai, pintu jendela, dan tiang; juga sebagai
komponen konstruksi jembatan, pipa, saluran air dsb. Batang bambu yang sudah dibelah
banyak dimanfaatkan untuk industri kerajinan tangan dalam bentuk anyaman atau ukiran,
perabot rumah tangga, dll. Batang bambu bulat dan belah banyak dimanfaatkan oleh
industri furniture seperti meja, kursi, lemari rak dan tempat tidur. Bambu dalam bentuk
serat dapat dimanfaatkan untuk industri tekstil, pulp dan kertas.
- Daun:
Masyarakat tradisional biasa menggunakan daun bambu sebagai alat pembungkus,
misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Di beberapa daerah, daun bambu merupakan
obat tradisional untuk mengobati demam/panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun
bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan sehingga panas dalam dapat dengan
mudah diredakan. Daun bambu muda yang tumbuh di ujung cabang dan berbentuk runcing
juga sangat mujarab bagi mereka yang tidak tenang pikiran atau malam hari tidak bisa
tidur. Cara penggunaannya adalah daun tersebut direbus dengan air kemudian diminum.
- Rebung/ Trubus Bambu/ Tunas Bambu:
Sedangkan manfaat dari tunas bambu, yang lebih dikenal sebagai rebung atau trubus
bambu adalah sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran. Namun,
tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan karena
rasanya ada yang sangat pahit.
Menurut sebagian praktisi kuliner, jenis bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya
ialah bambu temen dan bambu betung. Rebung bambu temen rasanya paling manis dan
teksturnya pun paling halus. Sedangkan rebung bambu betung selain enak dimakan,
bobotnya bisa mencapai 15 kg/buah. Dewasa ini, masakan rebung dari indonesia semakin
digemari oleh masyarakat di Jepang, Korea Selatan dan RRC.
- Tanaman Obat:
Saat ini, Bangsa Cina telah memproduksi cairan bambu dalam kemasan botol yang banyak
diekspor ke luar negeri. Obat cairan ini disebut Cuk li sui yaitu ramuan cairan bambu yang
di gabungkan dengan benalu untuk menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang diakibatkan
oleh tekanan darah tinggi. Bagi penyakit yang begitu berat, obat tersebut dapat
membebaskan saluran pembekuan otak yang terhenti sehingga penderita dapat cepat
sembuh.
- Tanaman Hias:
Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Mulai dari jenis
bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam sebagai tanaman pagar
di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu hias lain yang dapat dimanfaatkan
untuk halaman pekarangan yang luas, halaman terbatas, dan untuk pot.
Bambu hias sekarang ini tengah banyak dicari konsumen. Alasannya penampilan tanaman
bambu unik dan menawan. Tak heran jika bambu pun banyak ditanam sebagai elemen
taman. Apalagi makin disukainya taman bergaya jepang atau tropis yang memasukkan unsur
bambu sebagai salah satu daya tariknya. Jenis bambu yang banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias antara lain bambu kuning, bambu cendani, bambu sian, bambu macan,
bambu jepang, bambu perling, bambu talang, bambu uncue, bambu loleba, dan lain-lain
Aspek Teknis Budidaya dan Syarat Tumbuh Bambu
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak
membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Tumbuh
mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai dengan jenis. Memiliki umur yang
panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan lebih, tergantung dari jenisnya.
Secara teknis bahan tanaman bambu dapat dikembangkan dengan teknik stek rhizome akar,
stek batang, stek cabang serta benih. Masa pembibitan tanaman bambu biasanya
memerlukan waktu antara 6-10 bulan. Sedangkan lahan yang paling optimal dan ideal dalam
pengembangan tanaman bambu adalah wilayah asal jenis yang bersifat endemik tempat
tumbuh, akan tetapi bambu memiliki toleransi cukup tinggi terhadap lahan kecuali pada
lahan-lahan yang selalu tergenang. Untuk faktor-faktor lingkungan yang paling berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman bambu adalah kondisi iklim dan jenis tanah.
- Iklim: Tempat yang disukai tanaman bambu adalah lahan yang terbuka dan terkena sinar matahari
langsung dengan suhu berkisar 8,8 – 36 C. Tanaman bambu bisa dijumpai mulai dari
ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl. Di Indonesia tanaman bambu dapat tumbuh pada
berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan A,B,C,D sampai E (Schmidt-Ferguson) atau
dari iklim basah sampai kering. Semakin basah tipe iklimnya, semakin banyak jenis bambu
yang dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan bambu termasuk jenis tanaman yang
membutuhkan banyak air. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman bambu minimal 1.020
mm/thn sedangkan kelembaban yang dikehendaki minimal 80%.
- Tanah: Bambu dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, mulai dari tanah berat sampai ringan, tanah
kering sampai becek dan dari subur sampai kurang subur. Juga dari tanah pegunungan yang
berbukit sampai tanah yang landai. Perbedaan jenis tanah dapat berpengaruh terhadap
kemampuan perebungan bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi
masam dengan pH 3,5 dan kondisi optimalnya tanah yang memiliki pH 5,0 sampai 6,5.
Aspek Ekonomi Bambu
Secara ekonomis, produk-produk yang berasal dari bambu memiliki nilai yang cukup baik.
Banyak produk-produk yang dihasilkan mencakup mulai dari sandang (
serat untuk
pembuatan pakaian, dll), papan (papan lembaran, lantai, meubel, dll), pangan (rebung
kalengan, kripik, aneka jenis makanan olahan, dll), estetika & budaya (kertas budaya untuk
sembahyang, pernik-pernik artifisial ruangan, dll), kesehatan (arang, vinegar, dll) dan
sebagainya. Dengan pengolahan berteknologi tinggi, bambu dapat dijadikan kertas kualitas
nomor satu, bahan obat-obatan kesehatan berkualitas, dsb. Masih banyak lagi potensi
bambu yang terpendam dan belum tergali, tentunya dibutuhkan suatu inovasi teknologi
kedepan guna dapat mewujudkan potensi tersebut.
Untuk kebutuhan bambu dapat dicontohkan sebagai berikut :
- Kebutuhan arang bambu 72 ton/bulan, namun hanya terpenuhi 2 ton/bulan (ekspor
ke Jepang), eksportir dari Solo.
- Industri dan Kerajinan bambu di desa Cebongan (Sleman, Yogyakarta) hanya
terpenuhi 50% bahan baku dari kapasitas yang dimiliki
- Di Kecamatan Manyar (Banyuwangi) untuk keranjang ikan membutuhkan bambu
sampai 1.600 batang per hari.
- Di Desa Pakraman Angseri (Bali) kebutuhan bambu untuk acara adat perawatan
rumah adat dll mencapai 2.275 batang/tahun.
Selain itu, Indonesia juga telah menjadi anggota tetap International Network Bamboo and
Rattan (INBAR) yang berpusat di Beeijing. Berdasarkan data yang dikumpulkan Direktorat
Bina Perhutanan Sosial di 22 Provinsi terdapat luas tanaman bambu rakyat seluas
180.094,23 ha dengan perkiraan jumlah batang 540.962.125 batang.. Untuk negara yang
menjadi tujuan ekspor bambu tercatat sebanyak 19 negara yang tersebar di Asia, Eropa,
Australia dan Amerika. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa prospek
pengembangan budidaya bambu memiliki prospek yang cerah mengingat besarnya
kebutuhan akan bambu sementara pasokan yang ada masih terbatas
(Firmansyah, S.Hut)(sumber: firmansyahbetawi.wordpress.com) (edited)